All Nonfiction
- Bullying
- Books
- Academic
- Author Interviews
- Celebrity interviews
- College Articles
- College Essays
- Educator of the Year
- Heroes
- Interviews
- Memoir
- Personal Experience
- Sports
- Travel & Culture
All Opinions
- Bullying
- Current Events / Politics
- Discrimination
- Drugs / Alcohol / Smoking
- Entertainment / Celebrities
- Environment
- Love / Relationships
- Movies / Music / TV
- Pop Culture / Trends
- School / College
- Social Issues / Civics
- Spirituality / Religion
- Sports / Hobbies
All Hot Topics
- Bullying
- Community Service
- Environment
- Health
- Letters to the Editor
- Pride & Prejudice
- What Matters
- Back
Summer Guide
- Program Links
- Program Reviews
- Back
College Guide
- College Links
- College Reviews
- College Essays
- College Articles
- Back
Hidup hanya cinta
"Chacha, oh chacha!" Panggil ayah. Dengan segera Arrisa yang mesra dipanggil chacha keluar dari biliknya menuju ke ruang tamu.
Setelah berada di ruang tamu, Arrisa terlihat bapa dan ibunya sedang duduk diruang tamu. Bapanya juga sedang memegang sepucuk surat. "Ada apa ayah?".
Sepantas kilat ibunya bangun dari tempat duduk lalu memeluknya. Setelah itu, ayah menunjukkan Arrisa surat yang dipegangnya. "Tahniah, anda ditawarkan untuk menyambung pelajaran di Universiti Putra Malaysia." Arrisa melompat riang setelah membacanya lalu dia memeluk ibu dan bapanya. Mengalir air mata tiga anak-beranak itu.
Hari yang dinantikan telah pun tiba. Setelah mendaftar, Arrisa dan ibu bapanya pergi menghantar barang ke rumah sewa Arrisa. Habis mengemas mereka pun bersiar-siar di kawasan berdekatan situ. Mereka gembira bersama-sama.
Jam menunjukkan tepat pukul 6:00 petang. "Ibu dan ayah balik dulu ya? Jaga diri kamu baik-baik disini. Ibu dan ayah akan melawat kamu setiap dua minggu ya?". "Baiklah ibu,jangan lupa Chacha di sini" kata Arrisa sambil mengelap air matanya.Arrisa melihat kereta bapanya berlalu pergi daripada kawasan perumahan itu sambil melambai tangannya.
"Sudahlah tu tak perlulah awak nak menangis lagi"kata Zara rakannya yang juga menetap di rumah yang sama.Arrisa yang sedang terbayangkan peristiwa petang tadi tersedar daripada lamunannya. Arrisa sebenarnya pernah menjumpai Zara di kem motivasi yang diadakan pada tahun mereka ingin menghadapi peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia. Mereka juga tinggal di dalam satu bilik yang sama sepanjang kem itu berlangsung maka, mereka sudah saling mengenali antara satu sama lain.
"Marilah kita ke dapur dan masak hidangan makan malam," kata Zara lalu senyum manis dilontarkan untuk Arrisa. Arrisa menurut kata-kata Zara. Setelah penat memasak, mereka menjamah makanan yang disediakan dengan penuh seleranya sambil berbual-bual.
Sebulan kemudian, Arrisa pergi ke kuliah seperti biasa. Sedang berjalan, tiba-tiba Arrisa dilanggar oleh seorang pemuda secara tidak sengaja." Aduh!" Jerit Arrisa yang terduduk di lantai." Saya minta maaf!" Kata pemuda itu lalu berlalu pergi. "Ish! Sudah langgar orang tidak tolong pula itu!" Kata Arrisa bernada marah.Pemuda itu lantas memberhentikan langkahnya.Badannya dipusingkan menghadap ke arah gadis ayu bertudungkan merah itu."Cik,saya tidak boleh memegang tangan cik.Kita bukan mahram.Hanya dengan meminta maaf sahaja saya mampu lakukan untuk akui kesalahan saya".Sedarinya Arissa sendiri terkejut akan kata-kata pemuda itu.Lantas diasendiri menolong dirinya dan melihat pemuda itu pergi.
Seminggu kemudian, sewaktu tiba di kuliahnya, Arrisa terlihat kelibat seorang pemuda keluar daripada kelasnya. Arrisa tidak mempedulikannya lalu masuk ke dalam kuliah. Arrisa bersiap sedia dengan mengeluarkan bukunya daripada bawah meja. Tiba-tiba Arrisa tercapai sepucuk surat. "Assalamualaikum saya Haris. Kita perlu berjumpa. Jumpa saya di Cafeteria pada pukul 12:00 tengahari hari ini. Saya akan tunggu di meja di hadapan kaunter." Arrisa yang pada mulanya berkata tidak untuk mengikuti arahan itu mula mempertimbangkannya.
Arrisa duduk bertentangan mata dengan Haris. "Saya macam pernah lihatlah muka awak, tapi saya tak pasti. Kita pernah jumpa ke?"kata Arrisa. " Saya, saya.... sebenarnya saya..," Haris tergagap gagap. "Saya , saya. Saya ape?!" kata Arrisa dalam perasaan geram. "Sebenarnya saya... Saya suka awak,". Kata Haris. Arrisa terdiam sejenak. Lepas tu kan, Haris bagi bunga kat Arrisa. Dalam bunga tu ada cincin dengan ayam golek. Arrisa makan ayam golek tu lepas tu Arrisa tercekik. Haris angkat Arrisa pergi hospital. Lepas tu time ang kat Arrisa dah ok tapi pura-pura tak ok. Lepas tu dua dua jatuh terpeleot. Masuk longkang loji.
Lepas tu diorang jatuh cinta. Lepas tu Haris call ambulans dengan tok kadi. Sebelum pergi hospital , diorang nikah dulu lepastu Haris terberak lepastu semua orang tutup hidung tapi pernikahan still berjalan kerana Arissa merelakan dirinya dinikahkan dengan Haris dalam keadaan yang busuk kerana itu merupakan lambang cinta yang sejati . Diorang pun pergi hospital sama-sama. Lepas dah keluar hospital diorang bahagia. Dan sekarang diorang ada 19 anak.
Similar Articles
JOIN THE DISCUSSION
This article has 0 comments.
Myself